Foto: Liputan6.com
Instran.id – Bagi Pemprov DKI Jakarta dan warga Jakarta tanggal 15 Januari termasuk hari yang bersejarah karena pada tanggal 15 Januari 2002 Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau popular disebut Bang Yos meresmikan beroperasinya layanan angkutan umum massal berbasis bus yang saat itu popular dengan sebutan busway Transjakarta. Pembangunan busway yang pada awalnya banyak sekali tentangan itu akhirnya diterima oleh public secara gembira. Antrean calon penumpang yang akan merasakan layanan busway di Halte Kota begitu panjang saat itu.
Berdasarkan antusiasme Masyarakat untuk menggunakan busway tersebut membuat Bang Yos makin mudah mewujudkan Pembangunan busway berikutnya. Jika untuk mewujudkan koridor pertama, yaitu Koridor 1 Blok M – Kota diperlukan waktu dua tahun baru terwujud, maka untuk membangun sembilan koridor, yaitu koridor II – X Bang Yos hanya memerlukan waktu 3,5 tahun saja. Jadi dalam masa jabatannya selama lima tahun (Oktober 2002 – Oktober 2007) Bang Yos berhasil membangun 10 koridor busway. Sebutan Transjakarta baru popular selama satu decade terakhir, terutama setelah menjadi BUMD PT Transjakarta. Sebelumnya orang cukup menyebut busway, meski arti busway adalah jalur khusus bus. Tapi ketika orang bilang “saya naik busway”, lawan bicaranya sudah tahu bahwa yang dimaksudkan adalah naik Bus Transjakarta.
Busway Transjakarta adalah bentuk reformasi layanan angkutan umum, dari yang semula berbasis setoran menjadi berbasis layanan, dari yang semula resiko ditanggung oleh operator, sekarang ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta dengan membeli layanan. Pengemudi yang sebelumnya mendapatkan upah berdasarkan sisa setoran dan untuk beli BBM, sekarang menjadi bulanan. Jadi pengemudi tidak memburu setoran agar ada uang yang dapat dibawa pulang, tapia da penumpang atau tidak mereka akan tetap digaji.
Bagi Masyarakat pengguna angkutan umum, kehadiran Transjakarta busway juga mengubah kultur bertransportasi, dari yang semula dapat naik-turun sembarang tempat, sekarang harus naik-turun di halte, dari yang semula di dalam kendaraan bagi laki-laki bisa merokok, sekarang tidak bisa merokok. Semua armada Transjakarta bebas asap rokok. Sistem pembayarannya dari yang sebelumnya ongkos dibayar tunai, sekarang non tunai. Bila semula tarifnya selalu naik setiap kali ada kenaikan harga BBM, sekarang sudah 19 tahun tidak naik, tetap Rp. 2.000 sebelum jam 07 dan Rp. 3.500.
Layanan Transjakarta Busway juga memberikan jaminan keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan keterjangkauan. Adanya pembagian ruang di dalam armada untuk bus besar, bahwa bagian depan khusus untuk penumpang perempuan dan belakang area bebas untuk laki dan Perempuan, adalah dalam rangka mewujudkan layanan yang lebih nyaman bagi kaum perempuan. Bahkan sekarang ada armada khusus untuk perempuan, yaitu bus berwana pink.
Sejak 2016 Transjarkarta juga memberikan layanan bagi kaum disabilitas dengan armada Trans Care yang dapat menjemput dan mengantarkan kaum disabilitas untuk bepergian di dalam kota Jakarta. Juga ada layanan gratis bagi mereka yang telah berusia di atas 60 tahun dan mendaftarkan untuk mendapatkan layanan gratis. Semua itu terjadi karena Pemprov DKI Jakarta memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan subsidi kepada layanan Transjakarta melalui PSO (public services obligation) yang besarannya mungkin jauh lebih gede dibandingkan dengan APBD suatu kota atau kabupaten.
Tujuan Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi yang gede kepada layanan Transjakarta itu adalah agar warga Jakarta merasa selamat, aman, nyaman, dan terjangkau menggunakan Transjakarta sehingga mereka beramai-ramai meninggalkan kendaraan pribadinya guna mengurangi kemacetan di Kota Jakarta. Jadi PSO itu adalah instrument bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong warga DKI Jakarta menggunakan angkutan umum massal berbasis bus. Oleh karena itu, tantangan terbesar bagi Transjakarta di usianya yang ke-20 ini adalah bagaimana dapat sebanyak mungkin menarik pengguna kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat untuk naik Transjakarta, sehingga Tingkat kemacetan di Kota Jakarta menjadi berkurang.
Sebagai pengguna angkutan umum, saya jujur heran mengapa warga Jakarta atau mereka yang tinggal di Jakarta enggan menggunakan angkutan umum termasuk Transjakarta Busway. Padahal jelas, layanannya jauh lebih baik dibandingkan dengan sepuluh tahun silam atau dibandingkan dengan layanan angkutan umum regular. Tarifnya juga amat murah, dan tingkat keamanannya cukup baik. Tahun 2023 ada kawan tertinggal tas nya di armada Transjakarta rute Gondangdia – Balai Kota. Kawan itu WA ke saya lalu saya teruskan ke management Transjakarta. Tas tersebut akhirnya bisa terselamatkan. Ini adalah contoh kongkrit bahwa keamanan layanan Transjakarta cukup bagus, maka jangan ragu naik Transjakarta untuk mobilitas sehari-hari.
Ki DARMANINGTYAS
Ketua INSTRAN (Institut Studi Transportasi) di Jakarta, sejak awal dirancang turut mendukung Pembangunan busway